Senin, 13 Desember 2010
MLwriter adalah editor XML yang kuat untuk Windows yang dirancang untuk membantu editor web dan programer mengambil keuntungan dari teknologi terbaru XML dan XML-terkait seperti XSLT dan XSD Schema.XMLwriter memberikan pengguna dengan berbagai pilihan fungsi XML seperti: validasi dokumen XML terhadap DTD atau XSD Schema dan DTD konversi ke format XSD Schema yang lebih baru atau sebaliknya.
XmlWriter dapat mengkonversi XML ke HTML menggunakan XSLT stylesheet atau pengguna dapat menggabungkan CSS dengan format XML untuk langsung data XML. Selanjutnya meningkatkan fleksibilitas XmlWriter adalah User Tools yang dapat dikonfigurasi untuk menjalankan aplikasi eksternal (seperti parser XML pihak ketiga) dari dalam program. Terutama yang dirancang untuk mengelola proyek, XmlWriter's Integrated Development Environment (IDE) menyediakan fitur manajemen proyek yang berguna seperti ruang kerja Lihat Proyek terstruktur, dan pengolahan batch file. pembantu entri Intelligent membimbing Anda ketika Anda membuat dokumen dan potongan kode dapat disesuaikan tersedia untuk teks sering digunakan. Tentu saja user interface sepenuhnya dapat disesuaikan agar sesuai dengan cara Anda suka bekerja, dan komprehensif bantuan on-line termasuk panduan XML sintaks disertakan.
Download
01. Silahkan download softwarenya DISINI
02. Silahkan Extrak File zip tersebut sampai semuanya menjadi folder.
03. Buka file 1 GB to 2 GB.
04. PERHATIAN. Sebelum merubah file tersebut, Anda harus memformat flasdisk. Jika di flashdisk masih ada filenya, silakan di pindah dulu ke komputer atau flashdisk yang lain.
05. Silahkan format flasdisk tersebut dengan tipe FAT, jangan FAT 32 / NTFS, bisa gagal.
06. Kalau sudah selesai proses format, silahkan buka file 1 GB to 2 GB
07. Kemudian pilih lokasi drive flashdisk tersebut, di C, D, E atau F sesuai dengan yang ada di komputer Anda.
08. Kemudian klik FIX, klik OK
09. Langkah selanjutnya cabut flashdisk Anda kemudian tancapkan lagi.
10. Langkah terakhir, silakan cek kapasitas flashdisk Anda. Klik kanan di drive flashdisk tersebut, pilih properties.
11. Dan terlihat kapasitas flasdisk Anda menjadi 1920 MB
12. Kalau masih belum berubah berarti proses FIXnya salah, silahkan ulangi lagi.
Senin, 22 November 2010
“Modern” adalah kata yang paling tepat disandang oleh jaman yang sedang bergulir saat ini. Bukan tanpa alasan kata ini diberikan, kemajuan teknologi informasi dan komunikasi lah yang menjadi salah satu alasan yang mendasar mengapa jaman sekarang dikatakan jaman modern. Dengan seiring kemajuan teknologi dalam bidang komunikasi dan informasi banyak kemudahan-kemudahan yang ditawarkan sehingga sektor kehidupan yang lain juga mengalami kemajuan.
Seperti yang kita tahu dan sadari bersama bahwa manusia merupakan makhluk sosial dimana informasi dan komunikasi sebagai pilar-pilar yang membantu manusia untuk mencapai fase kehidupan yang lebih baik. Semakin banyak seseorang mendapatkan informasi dan dapat mengkomunikasikan dengan baik maka kehidupannya lambat laun akan menjadi lebih baik. Namun tidak dapat dipungkiri juga jika saat tidak sedikit orang yang tidak paham dengan kemajuan teknologi ini ataupun tersesat karena pemahaman yang kurang. Untuk mengatasi hal tersebut mari bersama-sama kita tengok kebelakang perjalanan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi.
Secara etimologi komunikasi memiliki arti suatu proses penyampaian informasi (pesan, ide, gagasan) dari satu pihak kepada pihak lain agar terjadi saling mempengaruhi di antara keduanya. Pada umumnya, komunikasi dilakukan secara lisan atau verbal yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak. Apabila tidak ada bahasa verbal yang dapat dimengerti oleh keduanya, komunikasi masih dapat dilakukan dengan menggunakan gerak-gerik badan, menunjukkan sikap tertentu, misalnya tersenyum, menggelengkan kepala, mengangkat bahu. Cara seperti ini disebut komunikasi dengan bahasa non verbal.
1. Masa prasejarah
Awalnya, teknologi informasi dikembangkan manusia sebagai sistem pengenalan bentuk-bentuk dengan menggambarkan informasi yang mereka dapatkan pada dinding-dinding gua, misalnya tentang berburu dan binatang buruannya. Pada masa ini, mereka mulai mengenal benda-benda di sekitar lingkungan mereka dan mewakilkan bentuknya pada lukidan di dinding gua tempat mereka tinggal. Kemampuan mereka dalam berbahasa hanya berkisar pada bentuk suara dengusan dan isyarat tangan sebagai bentuk awal komunikasi.
Perkembangan teknologi selanjutnya, yaitu dengan diciptakan dan digunakannya alat-alat yang menghasilkan bunyi dan isyarat, seperti gendang, terompet yang terbuat dari tanduk binatang, serta isyarat asap sebagai alat pemberi peringatan terhadap bahaya. Pada masa ini, teknologi informasi belum menjadi teknolgi massal seperti yang kita kenal sekarang dan hanya digunakan pada saat-saat khusus.
2. Masa Sejarah (3000 SM s.d 1400 M)
Perkembangan tulisan semakin maju pada masa sejarah, mulai ditemukannya abjad fonetik, kertas sebagai media penulisan yang mudah dibawa, ingga cara pencentekan buku. Pada masa ini, informasi belum disebarkan secara massal. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi pada masa sejarah :
3000 SM Untuk pertama kalinya, ditemukan tulisan yang digunakan oleh bangsa Sumeria dengan menggunakan simbo-simbol yang dibentuk dari piktograf. Simbol ini mempunyai bentuk bunyi yang cara penyebutannya berbeda sehingga dapat disimpulkan bahwa bangsa SUmeria telah mengenal bahasa dan tulisan pada masa itu. Selain itu, terdapat tulisan hieroglif yang dikembangkan oleh orang-orang Mesir.
1774 SM Orang-orang Yunani memperkenalkan sistem penulisan dari kiri ke kanan dengan memakai abjad fonetik, yaitu huruf-huruf yang diciptakan berdasarkan bunyi ucapan, bukan lambang/gambar yang diciptakan sebgai wakil suatu ide atau benda.
1400 SM Orang-orang di dataran Cina mulai menuliskan sejarah mereka secara teratur di atas kepinga-kepingan tulan binatang.
1270 SM Ensiklopedia petam di dunia diterbitkan oleh orang-orang Suriah.
900 SM Sistem pelayanan pos (jasa pengiriman) dan kantor pos pertama di dunia diciptakan oleh orang-orang Cina.
776 SM Penggunaan merpati pos dipopulerkan oleh orang-orang Yunani.
530 SM Perpustakaan pertama di dunia didirikan di Yunani.
500 SM Alat tulis petama di dunia yang mudah dibawa ke mana-mana diciptakan di Mesir, yaitu dari papirus yang menyerupai kerta. Serat dipohon Papirus digunakan sebagai media penulisan yang lebih kuat dan fleksibel dibandingkan dengan lempengan tanah liat yang digunakan sebelumnya.
105 SM Tsai Lun dari Cina menemukan ketas. Ketas yang ditemukan oleh bangsa Cina pada masa ini adalah cikal bakal ketas yang kita pergunakan sekarang. Ketas dibuat dari serat bambu yang dihaluskan, disaring, dicuci, kemudian diratakan, dan dikeringkan.
14 M Orang-orang Romawi meresmikan sistem pelayanan pos mereka.
37 M Kaisar Tiberius dari Roma adalah orang pertama yang tercatat menggunakan cermin sebagai alat pengiriman kode atau pesan. Cara ini dinamakan heliograf.
100 M Diciptakanya buku-buku yang memiliki bentuk mirip dengan buku zaman sekarang.
305 M Alat cetak pertama diciptakan di Cina yang terdiri atas lempengan kayu berukir yang kemudian dipakai untuk menerakan isinya ke atas kertas. Sistem pencetakan ini dilakukan dengan menggunakan blok kayu yang ditorehkan dan dilumuri oleh tinta atau yang kita kenal sekarang dengan sistem Csp.
1049 M Pi Sheng dari China menciptakan alat cetak yang hurufnya dapat dipindah-pindahkan dengan memakai lempengan tanah liat bakar.
3. Masa Modern (1400 M – Sekarang)
Pada masa ini terjadi kemajuan yang berarti pada perkembangan teknologi informasi dan komunikasi :
1450 M Koran pertama di dunia mulai beredar di Eropa, tetapi belum diterbitkan secara harian.
1455 M Johann Gutenberg mengembangkan mesin cetak yang menggunakan plat huruf terbuat dari besi dalam bingkai yang terbuat dari kayu dan dapat diganti-ganti.
1560 M Kamera foto pertam diciptakan. Kamera ini biasa disebut Camera Obscura, artinya pembuat foto yang kabur.
1650 M Surat kabar harian pertama mulai beredar di Leipzig, Jerman
1714 M Henry Mill dari Inggris menciptakan mesin ketik. Ia memperoleh hak paten dan diakui sebagai pencipta mesin ketik modern.
1793 M Claude Chappe menciptakan jalur telegraf optik jarak jauh.
1821 M Mikrofon (pengeras suara) pertama diciptakan oleh Charles Wheatstone.
1830 M Augusta Lady Byron menulis program komputer yang pertam bekerjasama dengan Charles Babbage menggunakan ide mesin Analytical. Peralatan ini didesain utntuk mampu memasukkan data, mengolah data, dan menghasilak bentuk keluaran dalam sebauah kartu. Mesin ini dikenal sebagai bentuk komputer digital yang pertama walaupun cara kerjanya lebih bersifat mekanis daripada bersifat digital.
1831 M Joseph Henry menciptakan jalur telegraf listrik pertama di dunia.
1837 M Samuel Morse mengembangkan telegraf dan kode Morse bersama Sir William Cook dan Sir Charles Wheatstone yang dikirim secara elektronik pada jarak jauh menggunakan kabel informasi mampu dikirim dan diterima pada waktu yang hampir bersamaan. Penemuan ini memunginkan informasi dapat disebarluaskan tanpa dirintangi oleh jarak dan waktu.
1843 M Samuel Morse menciptakan jalur telgraf listrik jarak jauh, sementara Alrcander Bain menciptakan mesin faksimili pertama.
1861 M Coleman Sellers dari Amerika menciptakan alat bernama kinematoskop yang berfungsi sebagai mesi pemutarslide pertama di dunia. Gambar bertgerak yang diproyeksikan pada layar merupakan cikal bakal film sekarang.
1876 M Thomas Edison menemukan mesin fotokopi pertamayang biasanya disebut mimeograf. Pada tahun yang sama, Alexsander Graham Bell mencitakan telepon pertama di dunia. Sedangkan, Melvyl Dewey menciptakan sistem pencatatan katalog buku untuk pertpustakaan yang digunakan di seluruh dunia bernama Sistem Desimal Dewey.
1887 M Emile Berliner menciptakan piringan hitam pertama di dunia yang dinamakan gramafon.
1888 M George Eastman menciptakan gulungan film untuk memotret yang dinakan Kodak
1899 m Almon Strowger menciptakan telepon yang dapat langsung menghubungi nomor penerima, tidak harus melalui operator.
1899 m Valdemar Poulsen menciptakan pita rekam magnetik pertama. Pengeras suara (loud speaker) pertama juga diciptakan pada tahun yang sama.
1902 m Guglielmo Marconi memamerkan penyiaran sinyal radio pertama yang dapat menyeberangi Samudra Atlantik.
1910 m Thomas Edison menciptakan film bersuara pertama di dunia.
1914 m Panggilan telepon antar benua yang pertama dapat dilakukan.
1916 m Pesawat eadio pertama yang memiliki alat pemindah saluran laris terjual di Amerika, bersamaan dengan munculnya beragam stasiun radio swasta pertama di dunia.
1923 m Pesawat televisi pertama di dunia diciptakan oleh Vladimir Kosma Xworykin.
1925 m Siaran televisi pertama di dunia dilakukan oleh John Logie Baird di Amerika
1927 m Film bersuara diputar untuk umum pertama kalinya. Judul filmnya “The Jazz Singer” produksi Warner Brothers Sutdios di Amerika
1930 m Siaran televisi untuk umum yang pertama dilakukan di Amerika. Sejak tahun ini, televisi menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari.
1934 m Tape Recorder pertama diciptakan oleh Joseph Begun.
1936 m Konrad Zuse menciptakan komputer pertama di dunia yang diberi nama Z1
1940 m Perkembangan TIK pada masa Perang Dunia II difokuskan pada kepentingan pengiriman dan penerimaan dolumen rahasia militer yang disimpan dalam bentuk magnetic tape
1944 m Pemakaian komputer mulai dipopulerkan di kalangan terbatas, yakni di lingkungan Pemerintahan Amerika. Tahun ini biasanya dianggap sebagai tahun kelahiran Era Informasi
1945 m Vannevar Bush mengembangkan sistem pengkodean menggunakan hypertext
1946 m ENIAC I, komputer digital pertam adi dunia dikembangkan.
1948 m Para peneliti di Bell Telephone mengembangkan transistor sehingga ukuran alat-alat elektronik menjadi jauh lebih kecil.
1949 m Amerika memulai jaringan (network) televisi dengan cara menyiarkan acara dari stasiun televisi utama ke seluruh negeri melalui stasiun-stasiun kecil yang menginduk kepadanya. Stasiun induk pertama adalah CBS.
1951 m Untuk pertama kalinya, komputer dijual kepada perorangan dan lembaga di luar pemerintah. Peristiwa ini terjadi di Amerika.
1957 m Jean Hoerni mengembangkan transistor planar sehingga memungkinkan pengembangan jutaan bahkan milyaran transistor yang dapat dimasukkan ke dalam sebuah keping kecil kristal silikon. Sementara itu, Uni Soviet (sekarang sebut Rusia) menluncurkan sputnik sebaga satelit bumi buatan pertama yang bertugas sebagai mata-mata. Sebagai balasannya, Amerika membentuk Advanced Research Projects Agency (ARPA) di bawah kewenangan Departemen Pertahanan Amerika untuk mengembangkan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Informasi dalam bidang militer.
1958 m Chester Carlson menciptakan mesi fotokopi modern pertama di dunia dengan merk XEROX.
1962 m Rand Paul Barand dari perusahan RAND ditugaskan untuk mengembangkan suatu sistem jaringan desentralisasi yang mampu mengendalikan sistem pemboman dan peluncuran puluru kendali dalam perang nuklir.
1963 m Amerika menciptakan sistem kode pos.
1966 m Pabrik Xerox menciptakan mesin faksimili modern pertam dan menjualnyan untuk umum.
1969 m Sistem jaringan yang pertama dibentuk dengan menghubungkan 4 nodes (titik), antara University of California, SRI (Stanford), University California of Santa Barbara, dan University of Utah dengan kecepatan 50 Kbps.
1969 m Tahun ini merupakan tahun kelahiran internet. Pelopornya adalah sebuah jaringan antar komputer di Amerika yang diberi nama ARPANET. Tetapi, aksesnya sangat terbatas dan pemerintah AMerika melarang rakyat umum menggunakannya.
1971 m Disket pertama di dunia diciptakan.
1972 m Stasiun televisi HBO di Amerika menciptakan sistem televisi berlangganan (TV kabel). Sementara itu, Ray Tomlison menciptakan program E-mail yang pertama.
1973 m Istilan internet diperkenalkan dalam sebuah paper mengenai TCP/IP. Selanjutnya, dilakukan pengembangan sebuah protokol jaringan yang kemudian dikenal dengan nama TCP/IP (Transmition Control Ptotokol/Internet Protokol) yang dikembangkan oleh grup dari DARPA.
1976 m Komputer untuk perorangan dengan harga yang relatif terjangkau (home computer atau personal computer) diciptakan dan diberi nama “Apple I”.
1979 m Jepang menciptakan jaringan telepon tanpa kabel (selular) pertama di dunia.
1980 m Perusahaan alat elektronik Jepang, Sony, menciptakan walkman pertmaa di dunia.
1981 m National Science Foundation mengembangkan jaringan komputer utama yang disebut backbone CSNET dengan kapasitas 56 Kbps untuk setiap institusi dalam pemerintahan. Pada tahun yang sama, perusahan komputer IBM menjual komputer perorangan dan mempopulerkan istilah personal computer (PC). Tahun ini juga, semua komputer mulai dilengkapi dengan pengarah kursor (mouse). Dan pada tahun ini, penjualan komputer jinjing (laptop) mulai dilakukan di Amerika.
1983 m Amerika baru memulai pembuatan jaringan telepon nirkabel (selular/HP).
1985 m Cakram penyimpan data (Compact Disk/CD) yang dapat dibaca di komputer mulai di jual.
1991 m Sistem bisnis dalam bidang IT pertama kali terjadi ketika CERN memungut bayaran dari para anggotanya untuk menanggulangi biaya operasionalnya.
1992 m Pembentukan komunitas Internet dan diperkenalkannya istilah word wide web (www) oleh CERN.
1994 m Pemerintah Amerika menghentikan kendalinya atas internet. Internet menjadi wilayah yang bebas dan perusahaan penyedia layanan internet untuk umum mulai lahir tahun ini, misalnya Yahoo! Internet berkembang dengan sangat cepat, mulai merambah segala segi kehidupan manusia, dan menjadi bagian yang tidak dapat dipisahkan dari manusia. Di Indonesia, tahun ini warung-warung internet (warnet) ulai bermunculan di Jakarta, Bandung, Surabaya, dan Yogjakarta.
1995 m Perusahaan swasta mulai diperkenalkan menjadi provider dengan membeli jaringan di backbone.
1999 m Penyedia jasa pencarian informasi secara gratis yang terbesar di dunia, yaitu google.com mulai beroperasi dari Amerika dan menjangkau semua negara di dunia. Perusahaan telepon Indonesia, Telkom, mulai memasarkan jaringan internet bernama Telkomnet Instan.
Pernah iseng-iseng kami gunakan untuk menentukkan tempat gerombolan ikan dibawah Dermaga Tidung Pulau Bunyu. Saat itu kebetulan ada beberapa orang teman sedang memancing ikan di dermaga itu. Setelah berhasil mendapatkan lokasi gerombolan ikan-ikan, kami memanggil para pemancing itu untuk memancing di tempat yang kami tunjukkan. Dan dalam waktu yang tidak terlalu lama mereka mendapat hasil pancingan yang cukup banyak. Melebihi seperti yang biasanya mereka dapatkan. Terlihat senyum lebar tergambar pada wajah para pemancing itu.
Alat yang kami sebut fishfinder ini mampu mendeteksi ikan-ikan yang berada dibawahnya. Bahkan alat ini bisa menampilkan ukuran tubuh setiap ikan yang tampak pada layar monitor. Kami juga sering menggunakannya untuk mengetahui ketebalan lapisan pasir, lumpur atau bebebatuan didasar laut. Jika dipasangkan rotor mini yang memang sebagai pelengkap tambahannya, alat ini pun bisa berfungsi untuk mengukur kecepatan arus laut. Benar-benar alat yang sangat berguna bagi kami. Tentu juga sangat berguna bagi pemiliknya yang lain. Fishfinder bisa melakukan semua itu karena penerapan prinsip-prinsip kerja sonar. Apa dan bagaimana sebenarnya sonar itu?
Sonar adalah istilah yang pertama kali digunakan oleh orang Amerika. Sonar merupakan singkatan dari Sound Navigation And Ranging. Sedangkan orang Inggris lebih suka menyebutnya ASDIC yang merupakan singkatan dari Anti Submarine Detection Investigation Committee. Tapi secara umum, bahkan di Indonesia juga, lebih sering digunakan istilah yang digunakan oleh Amerika, Sonar. Sonar adalah suatu metode yang memanfaatkan perambatan suara didalam air untuk mengetahui keberadaan obyek yang berada dibawah permukaan kawasan perairan. Secara garis besar sitem kerja sebuah peralatan sonar adalah mengeluarkan sumber bunyi yang akan menyebar didalam air. Bunyi ini akan dipantulkan oleh obyek didalam air dan diterima kembali oleh sistem sonar tersebut. Berdasarkan penghitungan kecepatan perambatan suara didalam air maka letak obyek didalam air tersebut dapat diketahui jaraknya dari sumber suara. Pada peralatan sonar yang lebih canggih, bentuk fisik ataupun bahan pembentuk obyek itu dapat diketahui juga.
Lalu, sejak kapan sonar sudah digunakan orang? Leonardo da Vinci, pembuat lukisan Monalisa yang terkenal itu, pernah membuat catatan harian yang menyatakan seperti ini : "Dengan menempatkan ujung pipa yang panjang didalam laut dan ujung lainnya di telinga Anda, maka Anda dapat mendengarkan kapal-kapal laut di kejauhan". Catatan ini dibuat pada tahun 1490. Berdasarkan catatan ini dapat dipastikan bahwa pada tahun tersebut sonar sudar dikenal orang. Penggunaan sonar seperti ini disebut dengan Sonar Pasif (Passive Sonar). Karena kita hanya menangkap bunyi yang dihasilkan oleh suatu obyek dibawah permukaan air, bukan merupakan pantulan bunyi yang kita buat seperti pada peralatan sonar jaman sekarang.
Penelitian tentang perambatan suara didalam air yang merupakan prinsip dasar sonar dilanjutkan Daniel Colloden. Pada tahun 1822 beliau menggunakan sebuah lonceng bawah air untuk menghitung kecepatan perambatan suara didalam air. Percobaan ini dilakukan di Danau Geneva, Swiss. Lalu penelitian selanjutnya dilakukan juga oleh Lewis Nixon. Pada percobaannya di tahun 1906, Lewis sudah menggunakan sistem sonar aktif. Penelitiannya ini sebenarnya bertujuan untuk mengukur puncak sebuah gunung es. Pada tahun-tahun berikutnya penelitian tentang sonar semakin berkembang maju. Terutama untuk tujuan kepentingan pihak militer. Terlebih ketika kapal selam mulai banyak digunakan dalam pertempuran di laut. Di bidang militer, peralatan sonar yang berfungsi sebagai pendeteksi keberadaan sebuah kapal selam dibuat oleh Paul Langevin pada tahun 1915.
Pada masa perang dunia pertama, pendeteksian keberadaan kapal selam musuh dapat diketahui dengan penempatan 12 Hydrophone (alat ini bekerja seperti microphone) yang diletakkan memanjang pada bagian bawah kapal laut. Ini bertujuan untuk menangkap sinyal suara yang berasal dari kapal selam. Pada masa itu orang belum menaruh perhatian penggunaan sonar pada bidang lain selain untuk kepentingan militer.
Pada saat perang dunia kedua berkecamuk, perkembangan peralatan sonar sudah semakin maju. Bahkan sonar juga mulai dipasang pada torpedo. Sistem sonar dapat menuntun torpedo ini meluncur kearah kapal musuh sebagai obyek tembak. Dan hasilnya jauh lebih akurat dibanding torpedo yang tidak dilengkapi dengan sistem sonar. Pada waktu itu, kemajuan ini benar-benar merupakan penemuan yang hebat.
Penggunaan teknologi sonar untuk kepentingan sipil mulai terlihat perkembangannya pada era 1970an. Pada waktu itu muali diadakan pembuatan sistem sonar yang disebut Analog Echo Integrator, dan Echo Counter. Peralatan ini sangat berguna untuk menentukan stok persediaan ikan di suatu kawasan perairan. Tidak lama kemudian beberapa negara seperti Amerika, Jepang, Norwegia, dan Jerman mulai mengembangkan peralatan Digital Echo Integrator Dual Beam Acoustyc System, Quasy Ideal Beam System, dan Split Beam Acoustic System yang semakin bisa keakuratan data bagi banyak penelitian sumber daya kelautan yang makin giat dilakukan oleh banyak negara. Penelitian sumberdaya kelautan ini misalnya bertujuan untuk menganalisa dampak lingkungan dalam exploitasi sumber laut, pemetaan dasar laut (Sea Bed Maping), menentukan lokasi pembangunan jaringan pipa atau kabel di dasar laut, menentukan lokasi pembuatan bangunan fisik ditengah laut, pencarian sumber-sumber mineral, mengindentifikasikan jenis lapisan didasar laut, pengukuran kedalam suatu kawasan perairan, dan banyak lagi.
Bagaimana penggunaan teknologi sonar di Indonesia? Seperti pada awal sejarah penggunaan sonar, di Indonesia pun sistem sonar digunakan pertama kali di bidang militer. Itu terjadi sejak pemerintahan Presiden Soekarno banyak membeli kapal-kapal perang beberapa negara seperti Amerika, Rusia, Italia dan Belanda pada tahun 1960an. Kabarnya sampai sekarang belum ada usaha-usaha yang serius dari pemerintah atau swasta di Indonesia yang mau melakukan penelitian untuk mengembangkan teknologi ini. Sangat disayangkan bila kabar ini memang benar. Sebab seperti kita ketahui, laut di Indonesia memiliki 2/3 luas yang lebih besar dibanding luas daratannya. Kawasan laut seluas ini seharusnya bisa dikelola dengan cara-cara yang profesional. Salah satunya adalah mengembangkan teknologi secara mandiri untuk menunjang tugas-tugas pengelolaan kawasan perairan kita, baik untuk kepentingan di bidang sipil maupun militer (pertahanan). Sehingga kita bisa segera melepaskan ketergantungan pada teknologi dari negara-negara maju.
Minat kalangan militer terhadap ruang angkasa meningkat selama dan sesudah Perang Dunia II, disebabkan oleh adanya pengenalan ilmu roket, rekan teknologi nuklir. Versi awalnya meliputi buzz bomb (bom dengung) dan peluru kendali. Mereka dianggap sebagai pengangkut potensial untuk bom nuklir dan bom konvensional.
Teknologi roket dan teknologi senjata nuklir dikembangkan secara bersamaan antara tahun 1945 dan 1963. Selama masa ujicoba nuklir atmosfer yang intensif ini, ledakan-ledakan di berbagai level di atas dan di bawah permukaan bumi banyak diujicobakan. Beberapa deskripsi yang sekarang familiar terkait atmosfer pelindung bumi, seperti misalnya adanya sabuk Van Allen, didasarkan pada informasi yang diperoleh melalui eksperimen stratosfer dan ionosfer.
Atmosfer bumi terdiri dari troposfer, dari permukaan laut hingga kurang-lebih 16 km di atas permukaan bumi; stratosfer (yang mengandung permukaan ozon), 16 km sampai 48 km di atas permukaan bumi; dan ionosfer, 48 km sampai lebih dari 50.000 km di atas permukaan bumi.
“Kulit” atau atmosfer pelindung bumi memanjang melebihi 3.200 km di atas permukaan laut hingga mencapai bidang magnet raksasa, yang disebut Van Allen Belt, yang bisa menangkap partikel-partikel bermuatan listrik (charged particle) yang disemburkan melalui kosmos oleh angin solar dan angin galaksi (solar wind dan galactic wind). Sabuk ini ditemukan pada tahun 1958 selama minggu-minggu pertama operasi satelit pertama Amerika, Explorer I. Sabuk itu terlihat mengandung partikel bermuatan yang terperangkap dalam bidang magnet dan gravitasi bumi. Sinar kosmik galaktik utama memasuki sistem solar dari ruang antar-bintang (interstellar space), dan terbuat dari proton-proton berdaya di atas 100 MeV (Megaelektron Volt) hingga besaran daya yang sangat tinggi. Mereka menyusun hampir 100 persen dari sinar-sinar berdaya tinggi. Sinar solar pada umumnya berdaya lebih rendah, di bawah 20 MeV (tetap tinggi untuk ukuran bumi). Partikel-partikel berdaya tinggi dipengaruhi oleh bidang magnet bumi dan oleh garis lintang geomagnet (di atas atau di bawah khatulistiwa geomagnet). Densitas fluks proton-proton berdaya rendah di puncak atmosfer di daerah kutub biasanya lebih besar dibandingkan dengan di khatulistiwa. Densitas ini juga berubah sesuai aktivitas solar, menjadi rendah jika panas solar rendah.
Sabuk Van Allen menangkap partikel-partikel bermuatan (proton, elektron, dan partikel alpha) dan bergerak spiral sepanjang garis-garis gaya magnet menuju daerah kutub di mana garis-garis gaya tersebut bertemu. Mereka terpantulkan bolak-balik di antara garis-garis gaya magnet dekat kutub. Sabuk Van Allen bagian bawah berada sekitar 7.700 km di atas permukaan bumi, sedangkan Sabuk Van Allen bagian luar berada sekitar 51.000 km di atas permukaan bumi. Menurut Encycopedia Britannica, Sabuk Van Allen paling padat terdapat di sepanjang khatulistiwa, sementara di kutub sangat sedikit. Mereka melandai sampai 400 km di atas Samudera Atlantik Selatan, dan berketinggian sekitar 1.000 km di atas Samudera Pasifik Tengah. Pada Sabuk Van Allen bawah, intensitas proton-nya adalah sekitar 20.000 partikel dengan daya di atas 30MeV per detik per sentimeter persegi. Elektronnya mencapai daya maksimum 1 MeV, dan intensitas maksimum 100 juta per detik per sentimeter persegi. Pada sabuk Van Allen luar, daya proton rata-rata hanya 1 MeV. Sebagai perbandingan, sebagian besar partikel bermuatan yang dilepaskan dalam sebuah ledakan nuklir memiliki daya antara 0,3 sampai 3 MeV, sementara X-ray untuk diagnosa medis memiliki puncak voltase sekitar 0,5 MeV.
Proyek Argus (1958)
Antara Agustus dan September 1958, Angkatan Laut AS meledakkan tiga bom nuklir tipe fission di ketinggian 480 km di atas Samudera Atlantik Selatan, di daerah Sabuk Van Allen bagian bawah yang paling dekat dengan permukaan bumi. Di samping itu, dua bom hidrogen diledakkan di ketinggian 160 km di atas Pulau Johnston di Laut Pasifik. Militer menyebutnya sebagai “eksperimen saintifik terbesar yang pernah dijalankan”. Ini dirancang oleh Departemen Pertahanan dan Komisi Energi Atom AS, dengan codename Project Argus. Tampaknya tujuannya adalah untuk menaksir dampak ledakan nuklir di ketinggian terhadap operasi radar dan transmisi radio akibat adanya electromagnetic pulse (EMP), dan untuk meningkatkan pemahaman atas bidang geomagnet dan perilaku partikel-partikel bermuatan di dalamnya.
Eksperimen raksasa ini menghasilkan sabuk radiasi (bagian dalam) magnetik baru yang melingkungi hampir keseluruhan bumi, dan menyuntikkan cukup elektron dan partikel-partikel energetic lainnya ke ionosfer yang menyebabkan efek global. Elektron-elektron tersebut bergerak bolak-balik sepanjang garis-garis gaya magnet, menimbulkan “aurora” (fenomena cahaya) artifisial ketika mereka menyentuh atmosfer dekat Kutub Utara.
Menurut laporan Keesings Historisch Archief (K.H.A) tanggal 13-20 Agustus 1961, Militer AS saat itu hendak menciptakan suatu “perisai telekomunikasi” di ionosfer. Perisai ini akan dibuat “di ionosfer pada ketinggian 3.600 km, melalui pengorbitan 350 miliar jarum tembaga, masing-masing memiliki panjang 2-4 cm [berat total 16 kg], membentuk sabuk setebal 10 km dan selebar 40 km, dengan jarak antar jarum sekitar 100 m”. Ketika itu, AS berencana menambah jumlah jarum tembaga jika eksperimen tersebut terbukti sukses. Namun rencana ini ditentang oleh International Union of Astronomers.
Proyek Starfish (1962)
Pada 9 Juli 1962, AS memulai serangkaian eksperimen lanjutan terhadap ionosfer. Berikut deskripsi dari mereka: “peralatan seberat satu kiloton pada ketinggian 60 km, dan satu megaton serta satu multi-megaton pada ketinggian beberapa ratus kilometer” (K.H.A 29 Juni 1962). Ujicoba-ujicoba ini sangat mengganggu Sabuk Van Allen bawah, mengubah bentuk dan intensitasnya (kepadatannya) secara substansial. “Dalam eksperimen ini, Sabuk Van Allen bawah akan benar-benar hancur selama beberapa saat, partikel-partikel dari Sabuk itu akan terangkut ke atmosfer. Sudah diketahui pula bahwa bidang magnet bumi akan terganggu dalam jarak yang panjang selama beberapa jam, menghalangi komunikasi radio. Ledakan di sabuk radiasi bagian dalam akan menciptakan kubah artifisial cahaya kutub yang akan terlihat dari Los Angeles” (K.H.A. 11 Mei 1962). Seorang pelaut Fiji, yang menyaksikan ledakan nuklir ini, mengatakan pada saya bahwa seluruh langit terbakar dan ia pikir itu akan menjadi akhir dunia. Eksperimen ini menimbulkan protes keras dari Queen Astronomer, Sir Martin Ryle di Kerajaan Inggris.
“Ionosfer [menurut pemahaman pada masa itu] yang menjadi bagian dari atmosfer antara ketinggian 65 dan 80 km dan 280-320 km akan terganggu oleh kekuatan mekanis yang dihasilkan oleh gelombang tekanan setelah ledakan. Pada saat bersamaan, radiasi yang berionisasi dalam jumlah besar akan dilepaskan, kemudian mengionisasi unsur-unsur gas di atmosfer pada ketinggian ini. Efek ionisasi ini diperkuat dengan radiasi dari hasil fission (pemecahan-penj)… Sabuk Van Allen bawah, yang terdiri dari partikel-partikel bermuatan yang bergerak sepanjang garis bidang geomagnet…juga akan terganggu. Sebagai akibat dari ledakan tersebut, bidang ini secara lokal akan rusak, sementara elektron baru yang tak terhitung banyaknya akan masuk ke sabuk bagian bawah” (K.H.A. 11 Mei 1962). “Pada 19 Juli…NASA mengumumkan bahwa sebagai konsekuensi dari ujicoba nuklir di ketinggian pada tanggal 9 Juli, sebuah sabuk radiasi baru telah terbentuk, membentang dari ketinggian sekitar 400 km hingga 1.600 km; ia bisa dilihat sebagai perluasan temporer Sabuk Van Allen bawah” (K.H.A. 5 Agustus 1962).
Sebagaimana dijelaskan dalam Encyclopedia Britannica: “…Starfish mengakibatkan sabuk yang jauh lebih lebar [dibanding Proyek Argus] yang memanjang dari ketinggian rendah lebih dari L=3 [yaitu tiga radius bumi atau sekitar 13.000 km di atas permukaan bumi].” Di akhir tahun 1962, USSR (Uni Soviet) menjalankan eksperimen yang serupa, menimbulkan tiga sabuk radiasi baru antara ketinggian 7.000 dan 13.000 km di atas bumi. Menurut Encyclopedia Britannica, fluks-fluks elektron di Sabuk Van Allen bawah telah berubah secara mencolok sejak peledakan-peledakan nuklir tahun 1962 yang dijalankan oleh AS dan USSR, dan tidak pernah kembali ke keadaannya yang semula. Menurut para ilmuwan Amerika, pada level normal, butuh ratusan tahun bagi Sabuk Van Allen untuk tumbang. (Riset yang dilakukan oleh: Nigel Harle, Borderland Archives, Cortenbachstraat 32, 6136 CH Sittard, Belanda.)
SPS: Solar Power Satellite Project (1968)
Pada tahun 1968, militer AS mengajukan Solar Powered Satellites (Satelit Bertenaga Solar) di orbit geostasioner sekitar 40.000 km di atas bumi, yang dapat mencegat radiasi solar dengan menggunakan sel-sel solar pada satelit dan mentransmisikannya via sinar gelombang mikro ke antena penerima, yang disebut rectenna, di bumi. Kongres AS memandatkan Departemen Energi dan AS untuk mempersiapkan Environment Impact Assessment (Penilaian Dampak Lingkungan) atas proyek ini, untuk diselesaikan Juni 1980, dan berbiaya $25 juta. Proyek ini dirancang untuk membangun 60 Satelit Bertenaga Solar dalam waktu tiga puluh tahun dengan biaya antara $500 sampai $800 miliar (nilai dolar tahun 1968), untuk menyediakan 100 persen kebutuhan energi AS di tahun 2025 dengan biaya $3000 per KW. Pada saat itu, biaya proyek tersebut bernilai dua hingga tiga kali lebih besar dari seluruh anggaran Departemen Energi, dan biaya listrik yang diproyeksikan itu jauh di atas biaya untuk sumber-sumber energi konvensional. Lokasi rectenna di bumi diperkirakan membutuhkan area hingga seluas 145 km persegi, dan jauh dari penempatan oleh manusia, hewan, atau bahkan tumbuh-tumbuhan. Masing-masing satelit direncanakan seukuran Pulau Manhattan.
Roket Saturn V (1975)
Disebabkan oleh malfungsi, Roket Saturn V terbakar di ketinggian atmosfer, di atas 300 km. Kebakaran ini menghasilkan “sebuah lubang ionosfer besar” (Mendillo, M. Et al., Science p. 187, 343, 1975). Gangguan tersebut mengurangi jumlah kandungan elektron lebih dari 60 persen di atas area dengan radius 1.000 km, dan berlangsung selama beberapa jam. Hal ini menghalangi semua telekomunkasi di sebagian besar wilayah Samudera Atlantik. Fenomena itu tampaknya disebabkan oleh reaksi antara gas-gas sisa pembakaran dengan ion-ion oksigen ionosfer. Reaksi ini memancarkan airglow (pijaran udara) 6.300 A. Antara tahun 1975 dan 1981, NASA dan militer AS mulai merancang cara-cara untuk mengujicoba fenomena baru ini melalui eksperimen terhadap ionosfer.
Keterlibatan Militer dalam SPS (1978)
Tinjauan awal terhadap Proyek Solar Power Satellite dimulai sekitar tahun 1978, dan saya masuk dalam panel peninjau. Walaupun proyek ini diajukan sebagai sebuah program energi, ia melibatkan militer secara signifikan. Salah satu yang paling signifikan, pertama kali dijelaskan oleh Michael J. Ozeroff, adalah kemungkinan pengembangan satellite-borne beam weapon (senjata penyorotan dengan satelit-penj) untuk penggunaan misil anti-balistik. Satelit-satelit ini akan berada di orbit geosinkron, masing-masing memberikan titik pengamatan yang menguntungkan sehingga bisa meninjau seluruh belahan bumi secara terus-menerus. Muncul spekulasi bahwa sinar laser high energy bisa berfungsi sebagai thermal weapon (senjata panas) untuk melumpuhkan atau menghancurkan misil musuh. Ada beberapa pembicaraan mengenai electron weapon beam (sinar senjata elektron), berupa penggunaan sinar laser untuk memanaskan jalur untuk sinar elektron yang akan menyusul.
SPS juga digambarkan sebagai sebuah senjata psikologis dan anti-personel, yang bisa diarahkan ke musuh. Jika sinar gelombang mikro utama dialihkan dari rectenna-nya, ke arah personel musuh, itu bisa menggunakan panjang gelombang (yang tak terlihat) radiasi inframerah sebagai senjata anti-personel. Itu juga mungkin bisa mentransmisikan energi yang cukup besar ke material yang mudah terbakar. Relay (pemancaran ulang) tenaga sinar laser bisa dikirimkan dari satelit SPS ke satelit-satelit atau platform (sarana) lain, misalnya pesawat terbang, untuk tujuan militer. Salah satu aplikasi yang mungkin adalah mesin turbofan bertenaga laser yang bisa menerima sinar laser secara langsung dalam combustion chamber (ruang pembakaran)nya, menghasilkan gas bertemperatur tinggi yang diperlukan untuk operasi penjelajahannya. Ini memungkinkan waktu penjelajahan on-station (percobaan) yang tak terbatas. Sebagai sebuah senjata psikologis, SPS dapat menimbulkan kepanikan umum.
SPS mampu mentransmisikan energi ke operasi-operasi militer di manapun di bumi. Platform (sarana) SPS bermuatan manusia akan memberikan kemampuan pengawasan dan peringatan dini, dan ketersambungan dengan kapal selam. Ia juga akan memberikan kemampuan menyumbat komunikasi musuh. Potensi penyumbatan dan penciptaan komunikasi adalah signifikan. SPS juga bisa menyebabkan perubahan fisik di ionosfer.
Presiden Carter menyetujui Proyek SPS dan mendukungnya kendati banyak keberatan dari anggota panel peninjau, termasuk saya. Untungnya, biaya proyek itu sangat mahal, melampaui seluruh anggaran Departemen Energi, sehingga pendanaannya ditolak oleh Kongres. Saya mendatangi United Nations Committee on Disarmament terkait proyek ini, tapi kemudian diberitahu bahwa sepanjang program itu disebut Energi Solar oleh AS, maka tidak bisa dianggap sebagai proyek senjata. Proyek yang sama kembali mengemuka di AS di bawah pemerintahan Presiden Reagen. Ia mendukungnya dengan anggaran Departemen Pertahanan yang jauh lebih besar dan menyebut proyek itu sebagai Star Wars. Karena sejarah yang ini masih agak baru, saya tidak akan membicarakan debat yang berkecamuk terkait tahapan rencananya.
Pada 1978, nampak jelas bagi militer AS bahwa komunikasi dalam situasi permusuhan nuklir tidak mungkin dilakukan dengan menggunakan metode tradisional teknologi radio dan televisi (Jane’s Military Communications 1978). Pada 1982, GTE Sylvania (Needham Heights, Massachusetts) telah mengembangkan sebuah sub-sistem elektronik pusat komando untuk Ground Launch Cruise Missile (GLCM) Angkatan Udara AS yang memungkinkan komandan militer untuk memonitor dan mengontrol misil sebelum meluncur baik dalam situasi permusuhan maupun tidak. Sistem tersebut memuat enam subsistem radio, dibuat dengan menggunakan dark beam (tidak terlihat) dan visible light (cahaya terlihat) dan tahan terhadap gangguan yang dialami oleh radio dan televisi. Dark beam (sinar gelap) berkontribusi dalam pembentukan plasma energetic di atmosfer. Plasma ini bisa menjadi terlihat, seperti kabut atau asap. Beberapa plasma memiliki charge (muatan) yang berbeda dari energi matahari, dan berakumulasi di tempat-tempat di mana energi matahari tidak hadir, seperti di wilayah kutub saat musim dingin. Ketika kutub mengalami musim panas, matahari akan nampak dan memukul mundur plasma ini, menghasilkan lubang-lubang di lapisan ozon. Sistem militer ini disebut Ground Wave Emergency Network (GWEN). (Lihat The SECOMII Communication System, karya Wayne Olsen, SAND 78- 0391, Sandia Laboratories, Albuquerque, New Mexico, April 1978.) Sistem radio darurat yang inovatif ini kelihatannya tak pernah diimplementasikan di Eropa, dan hanya ada di Amerika Utara.
Orbit Maneuvering System (1981)
Salah satu bagian dari rencana pembangunan platform ruang angkasa SPS adalah space shuttle yang bisa digunakan berulang-ulang, karena mereka tidak bisa terus-menerus membuang-buang roket. Pada tahun 1981, NASA Spacelab 3 Mission of the Space Shuttle memberikan “serangkaian jalan pada jaringan lima pangkalan observatorium” supaya mempelajari apa yang terjadi di ionosfer ketika Shuttle menyuntikkan gas-gas ke dalamnya dari Orbit Maneuvering System (OMS). Mereka menemukan bahwa mereka dapat “menciptakan lubang ionosfer” dan mulai bereksperimen dengan lubang-lubang yang tercipta di siang hari, atau di malam hari, di atas Millstone, Connecticut, dan Arecibo, Puerto Rico. Mereka bereksperimen dengan efek-efek “penipisan ionosfer—yang dihasilkan secara artifisial—terhadap panjang gelombang low frequency, terhadap instabilitas plasma di khatulistiwa, dan terhadap observasi astronomis radio low frequency di atas Roberval, Quebec, Kwajelein, di Kepulauan Marshall dan Hobart, Tasmania” (Advanced Space Research, Vo1.8, No. 1, 1988).
Eksperimen Shuttle Inovatif (1985)
Sebuah operasi inovatif Space Shuttle untuk menjalankan eksperimen fisika ruang angkasa di orbit bumi diluncurkan, memanfaatkan penyuntikan gas-gas dari OMS untuk “menimbulkan penipisan mendadak di area konsentrasi plasma lokal, menciptakan apa yang disebut lubang ionosfer”. Penipisan plasma secara artifisial ini kemudian dapat digunakan untuk menginvestigasi fenomena angkasa lainnya, seperti misalnya perkembangan instabilitas plasma atau perubahan jalur propagasi (perambatan) radio. Sampai sekarang, pembakaran OMS selama 47 detik pada 29 Juli 1985 itu menghasilkan lubang ionosfer paling besar dan paling berumur panjang, membuang sekitar 830 kg gas buang ke ionosfer pada saat matahari terbenam. Pembuangan OMS selama 6 detik di atas Connecticut pada Agustus 1985 menghasilkan airglow (pijaran udara) yang menutupi langit seluas 400.000 km persegi.
Selama tahun 1980-an, peluncuran roket secara global mencapai sekitar 500 sampai 600 per tahun, puncaknya pada 1989 yang mencapai 1500. Selama Perang Teluk bahkan lebih banyak lagi. Shuttle merupakan roket berbahan bakar padat terbesar, dengan booster (pendorong) kembar sepanjang 45 meter. Semua roket berbahan bakar padat melepaskan sejumlah besar hydrochloric acid (air keras) dalam gas buang mereka, masing-masing penerbangan Shuttle menyuntikkan sekitar 75 ton chlorine (khlor) perusak ozon ke stratosfer. Sejak 1992, peluncuran itu bahkan semakin banyak menyuntikkan khlor perusak ozon, sekitar 187 ton, ke stratosfer (yang mengandung lapisan ozon).
Mighty Oaks (1986)
Pada April 1986, sesaat sebelum bencana Chernobyl, AS telah gagal menjalankan ujicoba hidrogen di Nevada Test Site yang dijuluki Mighty Oaks. Ujicoba ini, dilakukan jauh di bawah tanah, terdiri dari peledakan bom hidrogen di satu ruangan, dengan sebuah pintu lapis baja setebal dua meter yang menuju ruangan tersebut yang tertutup dalam beberapa milidetik ledakan itu. Pintu itu hanya dibolehkan membiarkan sinar radioaktif pertama lepas memasuki “ruang kendali” yang menyimpan alat-alat mahal. Radiasi tersebut akan ditangkap sebagai weapon beam (sinar senjata). Pintu gagal ditutup secepat mungkin sebagaimana direncanakan, menyebabkan gas-gas radioaktif dan puing-puing memenuhi ruang kendali, merusak peralatan seharga jutaan dolar. Eksperimen itu adalah bagian dari program pengembangan senjata sinar X dan sinar partikel. Radioaktif yang lepas dari Mighty Oaks dikeluarkan, di bawah “pengeluaran berizin”, dan sepertinya bertanggung jawab atas banyaknya laporan debu radioaktif nuklir di Amerika Utara pada Mei 1986, yang dihubungkan dengan bencana Chernobyl.
Desert Storm (1991)
Menurut Defense News, edisi 13-19 April 1992, AS menyebarkan electromagnetic pulse weapon (EMP) di Desert Storm, dirancang untuk menirukan kilasan listrik bom nuklir. Pada tahun 1989 Sandia National Laboratory membangun sebuah laboratorium seluas 23.000 meter persegi di Kirkland Air Force Base, untuk menyimpan electron beam generator (generator sinar elektron) Hermes II yang mampu menghasilkan pulse (getaran) 20 triliun watt yang bertahan selama 20 permiliar hingga 25 permiliar detik. Simulator sinar X ini disebut Particle Beam Fusion Accelerator. Aliran elektron-elektron yang menghantam pelat logam bisa menghasilkan sinar X atau sinar gamma yang bergetar. Hermes II telah memproduksi sinar elektron sejak 1974. Alat-alat ini sepertinya diujicoba selama Perang Teluk, walaupun detil informasi tentang mereka jarang.
High Frequency Active Auroral Research Program, HAARP (1993)
Program HAARP dikelola bersama oleh Angkatan Udara dan Angkatan Laut AS, dan berbasis di Gakona, Alaska. Ia dirancang untuk “memahami, mensimulasikan, dan mengendalikan proses-proses ionosfer yang mungkin mempengaruhi performa sistem komunikasi dan pengawasan”. Sistem HAARP dimaksudkan untuk mengarahkan 3,6 Gigawatt listrik energi radio high frequency ke ionosfer dalam rangka:
• Menghasilkan gelombang extremely low frequency (ELF) untuk berkomunikasi dengan kapal selam di bawah permukaan air.
• Melakukan penyelidikan geofisik untuk mengidentifikasi dan menggolongkan proses-proses alami ionosfer sehingga bisa mengembangkan teknik-teknik untuk meredakan atau mengendalikannya.
• Menghasilkan lensa-lensa ionosfer untuk memfokuskan sejumlah besar energi high frequency, sehingga menyediakan cara untuk memicu proses-proses ionosfer yang secara potensial dapat dieksploitasi untuk kepentingan Departemen Pertahanan.
• Akselerasi elektron untuk infrared (IR) dan emisi optis lainnya yang dapat digunakan untuk mengendalikan sifat propagasi gelombang radio.
• Menghasilkan ionisasi yang sejajar dengan bidang geomagnet untuk mengendalikan sifat refleksi/pemencaran gelombang-gelombang radio.
• Memanfaatkan pemanasan tak langsung untuk menimbulkan efek-efek terhadap propagasi gelombang radio, sehingga memperlebar potensi aplikasi militer teknologi peningkatan ionosfer.
Peluncuran Poker Flat Rocket (1968 sampai sekarang)
Poker Flat Research Range terletak sekitar 50 km utara Fairbanks, Alaska, dan dibangun pada 1968. Ia dioperasikan oleh Geophysical Institute bersama University of Alaska Fairbanks, di bawah kontrak NASA. Sekitar 250 peluncuran roket utama telah dilakukan dari tempat ini, dan pada tahun 1994, sebuah roket sepanjang 16 meter diluncurkan untuk membantu NASA “memahami reaksi-reaksi kimia di atmosfer yang terkait dengan perubahan iklim global”. Eksperimen-eksperimen serupa, namun menggunakan Chemical Release Modules (CRM), telah diluncurkan dari Churchill, Montana, Manitoba. Pada tahun 1980, “Project Waterhole”-nya Brian Whelan mengacaukan sebuah aurora borealis, membuatnya berhenti sementara. Pada Februari 1983, bahan kimia yang dilepaskan ke ionosfer menimbulkan aurora borealis di atas Churchill. Pada Maret 1989, dua roket Black Brant X dan dua roket Nike Orion diluncurkan di atas Kanada, melepaskan barium di ketinggian dan menciptakan awan-awan artifisial. Awan artifisial Churchill ini bisa terlihat dari Los Alamos, New Mexico.
Angkatan Laut AS juga kini sedang menjalankan riset High Power Auroral Stimulation (HIPAS) di Alaska. Melalui rangkaian kabel dan sebuah antena 15 meter, mereka telah mengarahkan sinyal-sinyal berintensitas tinggi ke atmosfer bagian atas, menghasilkan gangguan terkendali di ionosfer. Awal tahun 1992, Angkatan Laut membicarakan tentang pembuatan antena sepanjang 10 km di langit untuk menghasilkan gelombang-gelombang extremely low frequency (ELF) yang diperlukan untuk komunikasi dengan kapal selam. Tujuan lain dari eksperimen-eksperimen ini adalah untuk mempelajari Aurora Borealis, disebut oleh beberapa pihak sebagai lab plasma outdoor untuk mempelajari prinsip fusi. Penerbangan Shuttle kini mampu menghasilkan aurora-aurora dengan sinar partikel. 10 November 1991, sebuah aurora borealis terlihat di langit Texas untuk pertama kalinya yang pernah terekam, dan ia bisa terlihat oleh penduduk dari Ohio dan Utah, Nebraska dan Missouri. Langit memuat “warna-warna Natal” dan banyak ilmuwan segera menyalahkannya pada aktivitas solar. Namun, ketika didesak, sebagian besar mengakui bahwa ionosfer pada saat itu pasti telah diperlemah, sehingga partikel-partikel bermuatan listrik yang menghantam atmosfer bumi menciptakan cahaya yang sangat jelas yang disebut airglow. Partikel-partikel bermuatan ini normalnya tertarik ke utara oleh bidang magnet bumi, menuju kutub magnet utara. Northern Light, aurora borealis itu biasa disebut, normalnya terjadi di pusat kutub di mana partikel-partikel energetic (yang diarahkan oleh garis-garis gaya magnet) diarahkan.
Ekstremely Low Frequency
Selain itu, HAARP bukan satu-satunya sistem yang tersedia yang bisa digunakan untuk mengambil manfaat dari teknologi baru ini. Militer telah mengembangkan sistem senjata yang lebih kecil untuk digunakan di medan perang. Senjata-senjata baru ini diungkapkan dalam dokumen-dokumen yang dikarang dan disusun oleh Angkatan Udara AS. Dokumen-dokumen Angkatan Udara tersebut mengindikasikan bahwa senjata ini bisa digunakan untuk mind control (pengendalian pikiran), menimbulkan serangan jantung, menyebabkan kerusakan elektronik, dan menyebabkan malfungsi komputer. Yang teranyar, senjata-senjata baru ini diungkapkan dalam dokumen Palang Merah Internasional dan laporan pers lainnya. Dalam siaran CBS – 60 Minutes tanggal 11 Februari 1996 diperlihatkan sebuah laporan mengenai beberapa sistem baru ini. Program tersebut membahas beberapa efek dari senjata-senjata baru ini, yang meliputi disorientasi dan “gejala mirip flu”.
Klasifikasi baru senjata ini telah menciptakan perhatian serius di pihak perencana militer untuk mencari suatu cara guna memperkenalkan sistem-sistem ini. Tentara AS telah mengembangkan suatu konsep yang disebut Revolution in Millitary Affairs (RMA) yang mulai mengungkapkan rencana pengenalan senjata tersebut. Yang ditekankan oleh dokumen ini adalah bahwa banyak dari senjata-senjata ini yang operasinya, sedikit banyak, akan bertentangan dengan American values (nilai-nilai Amerika). Tentara AS sadar bahwa pertentangan dengan nilai-nilai kita memang ada dan secara terbuka membahas masalah yang dtimbulkannya. Tentara AS kemudian menjelaskan sejumlah cara untuk membentuk ulang nilai-nilai itu sehingga senjata baru tersebut dapat digunakan. Masalah dasarnya, dari perspektif para penulis ini, adalah bahwa peran Tentara AS dalam kancah Amerika bukan dimaksudkan untuk “menentukan dan membentuk nilai-nilai publik”, tapi lebih untuk “mencerminkan” nilai-nilai Amerika. Ide bahwa semua cabang pemerintah harus memandang perannya sebagai penentu etika nasional adalah salah.
Militer AS telah mengambil keuntungan dari riset dasar yang mendemonstrasikan efek-efek dari berbagai jenis radiasi elektromagnetik. Riset ini sedang digunakan untuk pengembangan senjata. Teknologi baru ini sebagian telah ditransfer ke Departemen Hukum AS untuk digunakan dalam tindakan polisi dalam negeri. Transfer teknologi tersebut telah dilakukan selama beberapa tahun terakhir. Tiga konferensi telah diadakan antara tahun 1985 dan 1993 dalam rangka memperkenalkan teknologi tersebut secara bertahap. Konferensi yang terakhir mencakup pembahasan sistem pulsed radio frequency dan dianggap sangat sensitif sehingga keseluruhan pertemuan tersebut dirahasiakan oleh Departemen Pertahanan dan sponsor program – Los Alamos Laboratory. Pertemuan terakhir ini telah membawa kepada pengembangan kebijakan yang sekarang mengizinkan transfer teknologi dari militer ke Departemen Hukum AS.
Ada sejumlah efek dari radiasi elektromagnetik low level ini. Efeknya bisa positif bisa negatif, tergantung tujuan operator. Di Eropa, dan tempat lainnya, penggunaan radiasi elektromagnetik low level ini sedang diterapkan pada pengembangan sistem penyembuhan yang sangat efektif. Dalam artikel-artikel mendatang, kita akan mendiskusikan temuan para peneliti dan dokter klinis yang sedang menggunakan sistem elektromedis baru ini. Karya signifikan telah dihasilkan dalam aplikasi-aplikasi non-bedah untuk mengobati penyakit jantung, kanker, diabetes, dan sejumlah penyakit lain. Namun, sisi gelap dari teknologi ini adalah militer. Departemen Pertahanan memanfaatkan informasi dasar yang sama untuk mengembangkan senjata yang menyerang kesehatan.
Penggunaan senjata baru ini dalam mengubah dan memanipulasi fungsi-fungsi otak manusia sangat mengagetkan. Pada November 1995, saya bertanya kepada Dr. Patrick Flanagan apakah ada suatu cara untuk menghadapi radiasi low level dalam lingkup ELF. Ini adalah lingkup frekuensi yang dapat menyebabkan gangguan dalam otak manusia. Dia memikirkan pertanyaan tersebut dan kemudian melukiskan konfigurasi peralatan berikut untuk digunakan di rumah atau kantor:
Dr. Flanagan menyarankan membangun sebuah sirkuit. Sistem ini, ia menjelaskan, dimulai dengan generator (pembangkit) “white noise” (ini bisa diperoleh dari organisasi-organisasi seperti Sharper Image). Speaker pembangkit white noise dicopot lalu kabel penghubung speaker disambungkan dengan bagian input sebuah amplifier daya. Bagian output amplifier daya kemudian disambungkan dengan kabel tembaga berisolasi yang akan mengikal jika berada di sekitar area yang hendak dilindungi dari ELF. Sirkuit ini akan memberikan perlindungan terhadap sinyal-sinyal ELF low power density (berdensitas daya rendah). Kegunaan sistem ini adalah untuk menciptakan sebuah situasi di mana sinyal ELF tidak dapat “terkunci” pada sistem-sistem biologis – seperti manusia. Keefektifan sistem ini tergantung pada konstruksinya dan level daya ELF. Komponen-komponen untuk konstruksi bisa diperoleh di toko penyedia elektronik dan bisa dibangun oleh orang-orang berketrampilan elektronik untuk memastikan bahwa ukuran komponennya cocok.
Kesimpulan
Terlalu terburu-buru untuk berasumsi bahwa HAARP adalah eksperimen terpencil yang tidak akan diperluas. Ia terkait dengan program intensif dan terus destruktif berusia 50 tahun dalam rngka memahami dan mengendalikan atmosfer bagian atas.
Terlalu terburu-buru untuk tidak mengaitkan HAARP dengan pembangunan laboratorium ruang angkasa yang secara terpisah sedang direncanakan oleh AS. HAARP adalah bagian integral dari sejarah panjang riset dan pengembangan ruang angkasa yang bersifat militer.
Keterlibatan militer dalam menggabungkan proyek-proyek ini sangat mengkhawatirkan.
Dasar proyek ini adalah kontrol komunikasi, baik gangguan maupun kehandalan, dalam situasi bermusuhan. Kekuasaan yang dapat digenggam melalui kontrol seperti itu sangat jelas.
Kemampuan kombinasi roket/Spacelab/HAARP untuk melepaskan energi yang besar, dibandingkan dengan bom nuklir, di mana pun di bumi ini via sinar partikel dan laser, sangat mengerikan.
Proyek ini kemungkinan “dijual” ke publik sebagai perisai angkasa, bukan senjata yang akan datang, atau untuk lebih naif, alat untuk memperbaiki lapisan ozon. (unseen hand/mugiwara no nakama)
- Air
- Gelas ukur kecil
- Plastik dengan penutup rapat kayak plastik obat
- Baking soda
- Cuka
- Kertas
- Sobek kertas berbentuk persegi ukuran 10 cm x 10 cm.
- Masukkan 1 sendok baking soda kemudian lipat berbentuk persegi.
Planet baru ‘alien’. Para astronom mengklaim telah menangkap gambar sebuah planet alien yang mengorbit bersama planet-planet lain yang baru muncul. Ini menjelaskan jika planet raksasa yang berasal dari gas itu terbentuk dengan cepat.
Planet yang berhasil ditangkap astronom itu bernama Beta Pictoris. Planet ini berjarak 60 juta tahun cahaya dari bumi melalui konstelasi Pictor. Planet ini diperkirakan 75 persen lebih besar ketimbang matahari. Namun usianya baru 12 juta tahun, atau kurang 3.000 tahun dari usia matahari.
“Berdasarkan teori, kami kira planet besar macam ini dapat terbentuk dalam waktu beberapa juta tahun. Namun dengan adanya temuan baru, hal ini merupakan bentuk konfirmasi yang menarik,” ujar peneliti Gael Chauvin dari Universite Joseph Fourier in Grenoble, Prancis, seperti dikutip melalui Space.com, Sabtu (12/6/2010).
Gambar yang berhasil ditangkap ini membuktikan jika planet tersebut masih eksis dan mengorbit cukup dekat dengan bintang, ketimbang planet luar lainnya yang telah berhasil ditangkap juga oleh kamera yang sama.
Penemuan ini sedikit banyak bisa membantu para ilmuwan mendapatkan informasi yang lebih baik mengenai bagaimana sistem tata surya lahir dan berkembang dari waktu ke waktu. Tampaknya planet gas yang lebih besar, seperti Jupiter dan Saturnus di sistem kita sendiri, terbentuk pertama kali sama seperti ini. Terbentuk dari sebuah batu inti kecil yang banyak dan kemudian menarik gas ke atasnya untuk membentuk planet.
Diandaikan percobaan telah dilakukan pada sistem temodinamika dan bahwa koordinat yang perlu dan cukup untuk pemberian mikroskopik telah ditentukan. Bila koordinat ini berubah, baik secara spontan atau ada karena pengaruh dari luar maka sistem mengalami perubahan keadaan.
Bila ada gaya yang tak berimbang di bagian dalam sistem dan juga tidak antara sisitem dengan lingkungannya, maka sistem dalam keadaan setimbang mekanis.
Bila sistem yang ada dalam kesetimbangan mekanis tidak cenderung mengalami perubahan spontan dari struktur internalnya, seperti reaksi kimia atau perpindahan materi dari suatu bagian ke bagian yang lainnya, seperti difusi atau pelarutan, bagaimanapun lambatnya, maka sisitem dalam keadaan setimbang kimia.
Kesetimbangn termal terjadi bila tidak terjadi perubahan spontan dalam koordinat sistem yang ada dalam kesetimbangan mekanis dan kimia bila sistem itu dipisahkan dari lngkungannya oleh dinding diaterm.
Bila semua persyaratan kesetimbangan telah terpenuhi maka sistem dikatakan dalam kesetimbangan termodinamik, dalam kondisi ini jelas tidak ada perubahan keadaan baik sistem maupun lingkungannya. Kebalikannya bila dalam syarat kesetimbangan tersebut salah satu saja tidak terpenuhi maka sistem dikatakan dalam keadaan tak setimbang.
Dapat disimpulkan bahwa bila persyaratan kesetimbangan mekanis dan termal tidak dipenuhi, keadaan yang dialami oleh sistem tidak bisa dirincikan dengan memakai koordinat termodinamik yang mengacu pada sisitem secara keseluruhan.
Untuk menyederhanakan permasalahan kita gunakan persamaan keadaan. Dalam koordinat termodinamika kita kenal adanya ketiga koordinat yaitu P,V dan ?. Dan untuk dapat menggunakan persamaan keadaan ini minimal harus ada dua koordinat termodinamik yang menjadi variabel bebas. Jadi dapat dituliskan bahwa persamaan keadaan ini adalah persamaan yang menghubungkan koordinat termodinamik yang mencabut kebebasan salah satu koordinat termodinamik tersebut.
Setiap sisitem dengan massa tetap yang melakukan tekanan hidrostatik serba sama pada lingkungannya, tanapa efek permukaan, gravitasi, listrik dan magnetik disebut sistem hidrostatik. Sistem hidrostatik terbagi menjadi tiga kategori sebagai berikut:
- Zat murni, yaitu zat yang terdiri atas satu bahan kimia yang berbentuk padat, cair, gas, atau campuran dari kedua maupun ketiga bentuk itu;
- Campuran serba sama dari bahan yang berbeda seperti campuran dari gas lembam, campuran gas aktif kimiawi, campuran cairan atau larutan.
- Campuran serba beda, seperti campuran beberpa macam gas yang bersentuhan dengan campuran beberapa macam cairan.
Peranan Fisika dalam Revolusi Kedokteran
Siapa sangka karya Röntgen yang mengantarkan dirinya mendapatkan hadiah nobel fisika pada 1901 ini akan menjadi sebuah alat yang sangat berguna sekali dalam kedokteran. Sinar-X itulah sebuah fenomena yang ditemukan oleh Roentgen pada laboratoriumnya. Sebuah fenomena yang kemudian menjadi awal pencitraan medis (medical imaging) pertama, tangan kiri istrinya menjadi uji coba eksperimen penemuan ini. Inilah menjadi titik awal penggunaan pencitraan medis untuk mengetahui struktur jaringan manusia tanpa melalui pembedahan terlebih dahulu. Penemuan ini juga menjadi titik awal perkembangan fisika medis di dunia, yang menkonsentrasikan aplikasi ilmu fisika dalam bidang kedokteran.
Eksperimen Röntgen terhadap tangan istrinya, menjadi inspirasi produksi alat yang dapat membantu dokter dalam diagnosa terhadap pasien, dengan mengetahui citra tubuh manusia. Citra atau gambar yang dihasilkan dari sinar-X ini sifatnya adalah membuat gambar 2 dimensi dari organ tubuh yang dicitrakan dengan memanfatkan konsep atenuasi berkas radiasi pada saat berinterakasi dengan materi. Gambar atau citra objek yang diinginkan kemudian direkam dalam media yang kemudian dikenal sebagai film. Dari Gambar yang diproduksi di film inilah informasi medis dapat digali sesuai dengan kebutuhan klinis yang akan dianalisis.
Setelah puluhan tahun sinar-X ini mendominasi dunia kedokteran, terdapat kelemahan yaitu objek organ tubuh kita 3 dimensi dipetakan dalam gambar 2 dimensi. Sehingga akan terjadi saling tumpah tindih stukur yang dipetakan, secara klinis informasi yang direkam di film dapat terdistorsi. Inilah tantangan berikutnya bagi fisikawan untuk berkreasi. Tahun 1971, seorang fisikwan bernama Hounsfield memperkenalkan sebuah hasil invensinya yang dikenal dengan Computerized Tomography atau yang lazim dikenal dengan nama CT Scan. Invensi Hounsfield ini menjawab tantangan kelemahan citra sinar-X konvensional yaitu CT dapat dapat mencitrakan objek dalam 3 Dimensi yang tersusun atas irisan-irisan gambar (tomography) yang dihasilkan dari perhitungan algoritma(bahasa program) komputer. Karya Hounsfield ini menjadi revolusi besar-besaraan dalam dunia pencitraan medis atau kedokteran yang merupakan rangkaian yang berkaitan. Citra/gambar hasil CT dapat menujukan struktur tubuh kita secara 3 dimensi, sehingga secara medis dapat dijadikan sebagai sebuah alat bantu untuk penegakkan diagnosa yang dibutuhkan. Untuk mengabadikan penemunya dalam CT terdapat bilangan CT atau Hounsfield Unit (HU), namun penemuan ini juga meruapakan jasa Radon dan Cormack.
Tahun 1990an, lahir kembali sebuah perangkat yang dikenal dengan nama Magnetic Resonance Imaging. Perangkat ini invensi yang tidak kalah hebatnya dengan CT, karena menggunakan sistem fisika yang berbeda. MRI istilah kerennya menggunakan pemanfaatan aktivitas fisis spin tubuh manusia pada saat berada dalam medan magnet yang kuat dan kemudian dengan sistem gangguan gelombang radio yang sama dengan frekuensi Larmor, menghasilkan sebuah sinyal listrik. Sinyal inilah yang dikenal dengan Free Induction Decay yang kemudian dievaluasi dengan Transformasi Fourier menjadi citra 3 Dimensi. Invensi ini juga sangat fenomenal, karena terobosan baru yang tidak menggunakan radiasi pengion seperti CT dan sinar Roentgen untuk dapat menghasilkan sebuah citra dengan resolusi yang yang sangat baik dalam mencitrakan stuktur tubuh manusia khususnya organ kepala. Inventor MRI mendapat ganjaran hadiah nobel bidang fisologi dan kedokteran tahun 2003.
Inilah sekelumit peranan fisika yang yang sangat revlusioner mengubah dunia kedokteran menjadi modern. Tanpa lahirnya sinar-X, CT, dan MR bagaimana kita dapat mengetahui posisi kelainan yang ada ditubuh kita bagian dalam atau kanker? Dengan karya fisikawan, insiyur, ahli komputer munculah sebuah teknologi yang digunakan untuk penegakkan diagnosa. Banyak teknologi lain yang dikembangkan oleh para fisikawan dan ilmuwan lain untuk kedokteran seperti halnya ultrasonografi, linear accelerator untuk radioterapi, dan juga CT dan USG 4 Dimensi.
Marilah para ilmuwan bangsaku, berlombalah berkreasi. Minimalnya untuk kemandirian kita akan teknologi untuk melayani kebutuhan bangsa sendiri….. Fisikawan medis Indonesia teruslah berkarya.
Jumat, 19 November 2010
Meski identik dengan Jepang, namun tanpa banyak yang tahu, ternyata sejatinya origami ini berasal dari Cina. Yakni pada tahun 105 Masehi, setelah kertas ditemukan di negeri tersebut. Dan baru pada tahun 610 M ketika di Jepang mulai diperkenalkan teknologi pembuatan kerta, maka seni origami mulai dikenal di negeri sakura tersebut. Hanya saja, ketika itu origami tidak diperkenankan menggunakan alat bantu seperti lem maupun gunting, juga tidak diperbolehkan memotong kertas.
Origami sendiri berasal dari bahasa Jepang ori yang berarti lipat dan gami yang bermakna kertas. Semula di Jepang origami biasa diperkenalkan pada ritual minum sake, namun pada perkembangannya origami berubah menjadi bagian yang sangat penting pada upacara-upacara adat dan ritual keagamaan.
Origami bahkan lebih jauh juga digunakan sebagai simbul-simbul perdamaian. Yakni ketika seorang bocah, Sasaki Sadako, yang berasal dari Hiroshima, yang menderita cacat akibat radiasi dari bom atom, saat tentara sekutu meluluhlantakkan Hiroshima dengan bom tahun 1945. Sadako membuat tidak kurang 1.000 origami perdamaian, yang kemudian berhasil menginspirasi dunia.
Seperti di belahan dunia lain, seni melipat kertas tersebut juga merambah ke Indonesia. Berbagai kursus maupun sekolah origami mulai bermunculan dan mendapat respons dari masyarakat. Origami mendapat tempat di hati masyarakat selain karena nilai estetiknya, tapi juga karena bermanfaat untuk melatih kesabaran, ketelitian bahkan dapat digunakan sebagai alat terapi bagi para lanjut usia.
Pada anak-anak, origami juga mempunyai dampak yang positif. Yakni melatih motorik anak sekaligus sebagai sarana bermain yang aman dan murah. Selain itu origami juga mengajarkan anak untuk focus, serta disiplin. Juga origami membantu anak untuk mengembangkan imajinya.
Rabu, 10 November 2010
You can download the resulting project with a file chooser . Anda dapat mendownload proyek yang dihasilkan dengan pemilih berkas .
Contents Isi
- Creating the Application Membuat Aplikasi yang
- Creating the Application Form Membuat Formulir Aplikasi
- Adding the File Chooser Menambahkan File Chooser
- Configuring the File Chooser Konfigurasi File Chooser
- Running the Application Menjalankan Aplikasi yang
To complete this tutorial, you need the following software and resources. Untuk melengkapi tutorial ini, Anda memerlukan perangkat lunak berikut dan sumber daya.
Software or Resource Perangkat lunak atau Sumber Daya | Version Required Versi Diperlukan |
---|---|
NetBeans IDE NetBeans IDE | Version 6.9, 6.8, or 6.7 Versi 6.9, 6,8, atau 6,7 |
Java Development Kit (JDK) Java Development Kit (JDK) | Version 6 Versi 6 |
Creating the Application Membuat Aplikasi yang
First you create a new Java Application: Pertama Anda membuat Aplikasi Java baru:
- From the main menu, choose File > New Project. Dari menu utama, pilih File> New Project. Choose the Java category and the Java Application project type. Pilih kategori Java dan Java Application jenis proyek. Click Next. Klik Next.
- For Project Name, type
JFileChooserDemo
and specify the project location. Untuk Nama Proyek, tipeJFileChooserDemo
dan menentukan lokasi proyek. - Deselect the Create Main Class checkbox. Hapus centang pada Create Main Class.
- Make sure that the Set As Main Project checkbox is selected. Pastikan bahwa kotak centang Set As Main Project dipilih.
- Click Finish. Klik Finish.
Creating the Application Form Membuat Formulir Aplikasi
In this section, you create a JFrame container and add a few components to it. Pada bagian ini, Anda membuat wadah JFrame dan menambahkan beberapa komponen untuk itu.
To create the JFrame form: Untuk membuat bentuk JFrame:
- Right-click the Source Packages node and choose New > Other. Klik kanan node Sumber Paket dan pilih New> Other. Choose the Swing GUI Forms category and the JFrameForm file type. Pilih kategori GUI Swing Bentuk dan jenis file JFrameForm. Click Next. Klik Next.
- For Class Name, type
JFileChooserDemo
. Nama Kelas, ketikJFileChooserDemo
. - For Package, type
jfilechooserdemo.resources
. Untuk Paket, tipejfilechooserdemo.resources
. - Click Finish. Klik Finish.
- In the Properties window, enter
Demo application
for the Title property and press Enter to confirm. Pada jendela Properties, masukkanDemo application
untuk properti Judul dan tekan Enter untuk konfirmasi.
To add components to the JFrame form: Untuk menambahkan komponen ke JFrame bentuk:
- In the Palette, open the Swing Menus category, select the Menu Bar component and drag it to the left top corner of the JFrame. Dalam Palette, buka kategori Swing Menu, pilih komponen Menu Bar dan tarik ke sudut kiri atas JFrame.
- Right-click the Edit item of the Menu Bar component and select Delete in the context menu. Klik kanan item Edit komponen Menu Bar dan pilih Hapus dalam menu konteks.
- To add a menu item that allows to open FileChooser from the running application, in the Swing Menus category in the Palette, select a new Menu Item (JMenuItem1), drag it to the Menu Bar, and drop it to the File item of the Menu Bar. Untuk menambahkan item menu yang memungkinkan untuk membuka FileChooser dari aplikasi yang berjalan, dalam kategori Menu Swing di Palette, pilih Menu Item baru (JMenuItem1), tarik ke Menu Bar, dan jatuhkan ke item File Menu Bar.
- Right-click jMenuItem1 in the Design view and choose Change Variable Name from the context menu. Klik kanan jMenuItem1 di Design view dan pilih Ganti Nama Variabel dari menu konteks. Rename the item to
Open
and click OK. Ubah nama item keOpen
dan klik OK. - Make sure that the jMenuItem1 is still selected in the Design view. Pastikan bahwa jMenuItem1 masih dipilih dalam tampilan Design. Press the Space bar to edit the text of the component. Tekan Space bar untuk mengedit teks komponen. Change the text to
Open
and press Enter to confirm. Mengubah teks keOpen
dan tekan Enter untuk konfirmasi. - Specify the action handler for the Open menu item. Tentukan action handler untuk item menu Open. Right-click the menu item and choose Events > Action > action Performed from the context menu. Klik kanan item menu dan pilih Events> Action tindakan> Dilakukan dari menu konteks. The GUI Builder automatically switches to the Source view and a new event handler method named OpenActionPerformed() is generated. GUI Builder otomatis beralih ke tampilan Sumber dan metode event handler baru bernama OpenActionPerformed () yang dihasilkan. The Navigator window should look as follows: Jendela Navigator akan terlihat sebagai berikut:
- To add a menu item to exit FileChooser from the application being created, switch back into the Design mode, in the Swing Menus category in the Palette, select a Menu Item (JMenuItem1) and drag it to the Menu Bar below the Open menu item. Untuk menambahkan item menu untuk keluar FileChooser dari aplikasi yang sedang dibuat, beralih kembali ke mode Design, dalam kategori Menu Swing di Palette, pilih Menu Item (JMenuItem1) dan tarik ke bawah Menu Bar menu item Open. Notice orange highlighting that indicates where the JMenuItem1 is going to be placed. Perhatikan oranye menyoroti yang menunjukkan dimana JMenuItem1 akan ditempatkan.
- Right-click jMenuItem1 in the Design view and choose Change Variable Name from the context menu. Klik kanan jMenuItem1 di Design view dan pilih Ganti Nama Variabel dari menu konteks. Rename the item to
Exit
and click OK. Ganti nama item untukExit
dan klik OK. - Make sure that the jMenuItem1 is still selected in the Design view. Pastikan bahwa jMenuItem1 masih dipilih dalam tampilan Design. Press the Space bar to edit the text of the component. Tekan Space bar untuk mengedit teks komponen. Change the text to Exit and press Enter to confirm. Mengubah teks ke Exit dan tekan Enter untuk konfirmasi.
- Specify the action handler for the Exit menu item. Tentukan action handler untuk item menu Keluar. Right-click the menu item and choose Events > Action > action Performed from the context menu. Klik kanan item menu dan pilih Events> Action tindakan> Dilakukan dari menu konteks. The GUI Builder automatically switches to the Source view and a new event handler method is generated which is named
ExitActionPerformed()
.TheExitActionPerformed
node appears in the Navigator window below theOpenActionPerformed()
node. GUI Builder secara otomatis beralih ke Source view dan sebuah event handler metode baru yang dihasilkan yang bernamaExitActionPerformed()
. TheExitActionPerformed
node muncul di jendela Navigator di bawahOpenActionPerformed()
node. - To make the Exit menu item work, you include the following source into the
ExitActionPerformed()
method body: Untuk membuat menu item pekerjaan Keluar, Anda termasuk sumber berikut ke dalamExitActionPerformed()
body metode:System.exit(0); System.out.println (0);
- Switch back into Design mode. Beralih kembali ke mode Design. From the Swing Controls category of the Palette, drag a Text Area (JTextArea) into the form like shown in the picture below. Dari kategori Kontrol Swing dari Palette, tarik Text Area (JTextArea) ke dalam formulir seperti ditunjukkan pada gambar di bawah.
- Resize the added component to make room for the text displayed by the File Chooser later. Resize menambahkan komponen untuk membuat ruang bagi teks yang ditampilkan oleh Chooser File kemudian. Rename the variable to
textarea
. Ganti nama variabeltextarea
. The form should look like the following screenshot: Bentuknya harus terlihat seperti screenshot berikut:
Note: If you do not see the Palette, select Window > Palette in the main menu or click Ctrl+Shift+8 to open it. Catatan: Jika Anda tidak melihat Palette, pilih Window> Palette dalam menu utama atau klik Ctrl + Shift +8 untuk membukanya.
Note: Make sure the Menu Bar is selected before dragging another Menu Item there in order to have the latter added to the Menu Bar. Catatan: Pastikan Menu Bar dipilih sebelum menyeret Menu Item lain ada dalam rangka untuk memiliki yang terakhir ditambahkan pada Menu Bar.
You have set up a simple Java application as a base for this tutorial. Next you add the actual File Chooser. Anda telah menetapkan suatu aplikasi Java sederhana sebagai dasar untuk tutorial ini Berikutnya. Anda menambahkan Chooser aktual File.
Adding the File Chooser Menambahkan File Chooser
- Choose Window > Navigating > Inspector to open the Inspector window, if it is not open yet. Pilih Window> Navigasi> Inspektur untuk membuka jendela Inspektur, jika belum buka.
- In the Inspector, right-click the JFrame node. Dalam Inspektur, klik kanan node JFrame. Choose Add From Palette > Swing Windows > File Chooser from the context menu Pilih Tambahkan Dari Palette> Swing Windows> File Chooser dari menu konteks
GUI Builder Tip: As an alternative to the 'Add From Palette' context menu, you can also drag and drop a JFileChooser component from the Swing Window category of the Palette to the white area of the GUI builder. GUI Builder Tip: Sebagai alternatif untuk 'Tambahkan Dari Palette' context menu, Anda juga dapat drag dan drop komponen JFileChooser dari kategori Window Swing dari Palette ke daerah putih dari pembangun GUI. It will have the same result, but it is a bit harder, because the preview of the JFileChooser is rather big and you might accidentally insert the window into one of the panels, which is not what you want. Ini akan memiliki hasil yang sama, tetapi agak sedikit sulit, karena pratinjau JFileChooser agak besar dan Anda mungkin tidak sengaja memasukkan jendela ke salah satu panel, yang bukan apa yang Anda inginkan.
- A look in the Inspector confirms that a JFileChooser was added to the form. Tampak Inspektur menegaskan bahwa JFileChooser ditambahkan untuk membentuk.
- Right-click the JFileChooser node and rename the variable to
fileChooser
. Klik kanan node JFileChooser dan mengubah nama variabel untukfileChooser
.
You have added a File Chooser. Next you tune the File Chooser to display the title that you want, add a custom file filter, and integrate the File Chooser into your application. Anda telah menambahkan Chooser. Lagu Berikutnya Anda File Chooser File untuk menampilkan judul yang Anda inginkan, tambahkan file custom filter, dan mengintegrasikan Chooser Berkas ke aplikasi Anda.
Configuring the File Chooser Konfigurasi File Chooser
Implementing the Open Action Melaksanakan Aksi Terbuka
- Click to select the JFileChooser in the Inspector window, and then edit its properties in the Properties dialog box. Change the 'dialogTitle' property to
This is my open dialog
, press Enter and close the Properties dialog box. Klik untuk memilih JFileChooser di jendela Inspektur, dan kemudian mengedit properti di kotak dialog Properties untuk. Yang 'dialogTitle' Ubah propertiThis is my open dialog
, tekan Enter dan tutup kotak dialog Properties. - Click the Source button in the GUI Builder to switch to the Source mode. To integrate the File Chooser into your application, paste the following code snippet into the existing
OpenActionPerformed()
method. Klik tombol Source di GUI Builder untuk beralih ke modus Source. Untuk mengintegrasikan Chooser Berkas ke dalam aplikasi Anda, sisipkan potongan kode berikut ke dalam adaOpenActionPerformed()
metode.private void OpenActionPerformed(java.awt.event.ActionEvent evt) { private void OpenActionPerformed (EVT java.awt.event.ActionEvent) {
int returnVal = fileChooser.showOpenDialog(this); returnVal int = fileChooser.showOpenDialog (ini);
if (returnVal == JFileChooser.APPROVE_OPTION) { if (== returnVal JFileChooser.APPROVE_OPTION) {
File file = fileChooser.getSelectedFile(); file File = fileChooser.getSelectedFile ();
try { try {
// What to do with the file, eg display it in a TextArea / / Apa yang harus dilakukan dengan file tersebut, misalnya menampilkannya dalam textarea
textarea.read( new FileReader( file.getAbsolutePath() ), null ); textarea.read (baru FileReader (file.getAbsolutePath ()), null);
} catch (IOException ex) { } Catch (IOException ex) {
System.out.println("problem accessing file"+file.getAbsolutePath()); System.out.println ("masalah mengakses file" + file.getAbsolutePath ());
} }
} else { } Else {
System.out.println("File access cancelled by user."); System.out.println ("Berkas akses dibatalkan oleh pengguna.");
} }
} } - If the editor reports errors in your code, right-click anywhere in the code and select Fix Imports or press Ctrl+Shift+I. Jika editor laporan kesalahan dalam kode anda,-klik kanan di mana saja di kode dan pilih Impor Perbaiki atau tekan Ctrl + Shift + I. In the Fix All Imports dialog box accept the defaults to update the import statements and click OK. Dalam kotak dialog Fix Semua Impor menerima default untuk memperbarui laporan impor dan klik OK.
Note: Remove the first and last lines of the code snippet that duplicate the existing ones in the source file. Catatan: Lepaskan dan terakhir baris pertama dari potongan kode yang duplikat yang sudah ada pada file sumber.
As you can see, you call the FileChooser's getSelectedFile() method to determine which file the user clicked, so you can work with it. This example reads the file contents and displays them in the TextArea. Seperti yang Anda lihat, Anda menelepon FileChooser's getSelectedFile dengan () metode untuk menentukan file user diklik, sehingga Anda dapat bekerja dengan itu. Contoh ini membaca isi file dan menampilkan mereka di Textarea.
Implementing a File Filter Menerapkan File Filter
Now you add a custom file filter that makes the File Chooser display only *.txt files. Sekarang Anda menambahkan file custom filter yang membuat Chooser Berkas hanya menampilkan file *. txt.
- Switch to the Design mode and select the FileChooser in the Inspector window. Beralih ke modus Desain dan pilih FileChooser di jendela Inspektur.
- In the Properties window, click the elipsis ("...") button next to the File Filter property. Pada jendela Properties, klik tombol elipsis ("...") sebelah properti Filter File.
- In the File Filter dialog box, select Custom Code from the combobox. Dalam kotak dialog Filter File, pilih Custom Code dari kotak kombo.
- Type new MyCustomFilter() in the text field. Click OK. Jenis MyCustomFilter baru () di kolom teks OK. Klik.
- To make the custom code work, you write an inner (or outer) class MyCustomFilter that extends the FileFilter class. Copy and paste the following code snippet into the source of your class below the import statements to create an inner class implementing the filter. Untuk membuat kerja kode kustom, Anda menulis MyCustomFilter (atau luar) dalam kelas kelas yang memperpanjang FileFilter dan. Copy paste potongan kode berikut ke dalam sumber kelas Anda di bawah laporan impor untuk menciptakan sebuah kelas dalam menerapkan filter.
class MyCustomFilter extends javax.swing.filechooser.FileFilter { MyCustomFilter class extends javax.swing.filechooser.FileFilter {
@Override @ Override
public boolean accept(File file) { public boolean menerima (berkas File) {
// Allow only directories, or files with ".txt" extension / / Izinkan direktori saja, atau file dengan ". Txt" perpanjangan
return file.isDirectory() || file.getAbsolutePath().endsWith(".txt"); kembali file.isDirectory () | | file.getAbsolutePath () endswith ("txt.");.
} }
@Override @ Override
public String getDescription() { public String getDescription () {
// This description will be displayed in the dialog, / / Deskripsi ini akan ditampilkan dalam dialog,
// hard-coded = ugly, should be done via I18N / / Hard-kode = jelek, harus dilakukan melalui I18N
return "Text documents (*.txt)"; kembali "dokumen teks (*. txt)";
} }
} }
Note: To learn how to implement smarter, switchable file filters, have a look at the addChoosableFileFilter method. Catatan: Untuk mempelajari bagaimana menerapkan cerdas, filter file switchable, lihat di addChoosableFileFilter metode.
Running the Application Menjalankan Aplikasi yang
- Right-click the JFileChooserDemo project and select Run to start the sample project. Klik kanan proyek JFileChooserDemo dan pilih Run untuk memulai proyek sampel.
- In the Run Project dialog box select the
jfilechooserdemo.resources.JFileChooserDemo
main class and click OK. Pada kotak dialog Run Proyek pilihjfilechooserdemo.resources.JFileChooserDemo
kelas utama dan klik OK. - In the running Demo Application, choose Open in the File menu to trigger the action. Dalam Aplikasi Demo berjalan, pilih Buka di menu Berkas untuk memicu tindakan.
The result should look like this: Hasilnya akan terlihat seperti ini: - To close the application, select Exit in the File menu. Untuk menutup aplikasi, pilih Keluar dalam menu File.
Have a look at other useful Swing windows and dialogs like the ColorChooser or the OptionPane in the GUI Palette. Silahkan lihat pada jendela lain Swing berguna dan dialog seperti ColorChooser atau OptionPane di Palette GUI.